Iklan

Selasa, 02 November 2010

Masuk surga dari delapan pintu

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam bersabda,”Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang onta atau kuda atau lainnya di jalan Alloh, maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga,”wahai hamba Alloh, pintu ini lebih baik.”barangsiapa berjihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa rajin bershodaqoh, maka ia masuk dari pintu shodaqoh. Dan barangsiapa puasa, maka ia dipanggil dari pintu Ar-Royyan.”

Abu Bakar berkata,” Wahai Rasulullah, apakah setiap orang dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu tesebut?
Rosulullah bersabda,”Ya, dan aku berharap bahwa engkau termasuk dari mereka.” ( HR.Al-Bukhari & Muslim)

Sesungguhnya Ar-Royyan adalah pintu surga yang dikhususkan untuk orang-orang yang rajin berpuasa. Puasa yang dimaksud adalah puasa yang diajarkan di dalam Islam, seperti puasa Romadhon, puasa senin kamis, puasa tiga hari setiap bulan pada tanggal 13,14 dan 15 bulan Qomariyyah, puasa 6 hari pada bulan Syawal, puasa arofah, puasa daud, dan masih ada beberapa macam puasa yang lain.

Selain Ar-royyan, di surga terdapat tujuh pintu yang lain, sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam

Ada orang yang hanya dapat masuk melalui satu pintu, tapi ada juga yang bebas masuk melalui delapan pintu. Siapakah mereka?

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam bersabda,” Barangsiapa yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca : Asyhadu alla ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh ( Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Alloh, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya), maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dan ia masuk dari mana saja ia sukai.”( HR.Muslim)

Jalan untuk masuk surga melalui delapan pintu ternyata tidaklah sulit, tapi kenapa kita enggan mengamalkan? Mudah-mudahan bukan karena malas atau karena benci surga.

Ya Alloh, berilah kami kekuatan dan sikap istiqomah untuk menempuh jalan menuju surga-Mu









Masuk neraka dari 2 pintu utama

Sesungguhnya manusia paling banyak terjerumus ke dalam neraka karena dua hal. Peretama, karena lisannya. Kedua, karena kemaluannya. Kedua organ manusia tersebut memang paling banyak berperan dalam urusan dosa.

Dosa-dosa yang dapat terjadi karena lisan antara lain ghibah (menggunjing/ngerumpi), mencaci, mengumpat, menghasut, mengadi domba, banyak mencela, berdusta, berkata kotor, menipu, bersumpah palsu, atau mencari-cari kesalaha orang.

Allah berfirman, “….. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalaha orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya….”(QS.Al-Hujuraat ; 12)

Menggunjing orang lain Alloh samakan dengan memakan daging saudara kita yang sudah mati. Sungguh menjijikan bukan? Siapakah diantara kita yang mau memakan bangkai? Sungguh celakalah kita jika sampai terjangkit virus ghibah ini, apalagi kemudia menjadi hobby, menjadi profesi, menjadi tukang ghibah sana-sini siang malam pantang menyerah tanpa kenal lelah.

Dari ghibah saja, lisan mendapat banyak dosa. Apalagi jika ditambah dengan mencaci, mengumpat, menghasut dsb. Pantaslah jika lisan menduduki peringkat atas dalam menjerumuskan manusia kedalam neraka.

Yang menduduki peringkat atas berikutnya adalah kemaluan. Dosa terbesar karena kemaluan adalah berzina. Alloh menyatakan,” Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(QS.Al-Israa’ : 32)

Oleh karena itu barangsiapa tidak bisa mengendalikan dua organ tersebut, maka ia terancam api neraka, sedangkan bila ia mampu mengendalikannya, maka ia akan selamat dunia dan akhirat.

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam bersabda,” Barangsiapa yang bias menjamin untukku apa yang ada diantara dua rahangnya(lisan) dan apa yang ada diantara kedua pahanya(kemaluan) maka aku akan menjamin baginya surga.”(HR.Al-Bukhari & Muslim)

Bila ke surga kita ingin masuk melalui semua pintunya, maka ke neraka kita harus lari dari semua jalan yang akan  menjerumuskannya. Lari sekencang-kencangnya, lari sejauh-jauhnya.





Jalan Selamat

Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam dan generasi terbaik itu telah tiada !
Lama sudah mereka berlalu meninggalkan kita.
Rasulullah Muhammad, kekasih Ilahi. Baginda berjalan selangkah demi selangkah, meniti hari. Bermula dari seorang diri, menyampaikan Islam secara sembunyi-sembunyi. Bukan tidak berani dan takut mati, namun itulah tertib wahyu, strategi Rabbi.
Ucapan Baginda tidak lahir dari nafsu melainkan wahyu yang suci. Hikmah dari kalbu yang jernih disambut oleh hati yang bersih dan jiwa yang fitri.

Dimulainya mengajak manusia kepada Islam dengan menjernihkan fikrah, pendekatan akal, pemahaman dan menyentuh hati sanubari. Juga dengan hujag dan keterangan, dengan hikmah dan pengajaran penuh seni.

Dengan rahmat dan karunia Ilahi, seorang demi seorang ikut menyertai, dari golongan bangsawan mulia hingga hamba sahaya tidak terkecuali.

Berjalan perlahan-lahan dan lambat, akhirnya menjadi negara yang mulia, gagah, izzah dan menjadi generasi Ummat ini. Mereka tak punya apa-apa, melainkan jiwa yang syarat keyakinan bahwa janji Alloh itu pasti!

Biarpun sehebat mana rintangan, jalan kebenaran dan kebaikan terus berkembang dan panjinya berkibar tinggi.

Jalan kebenaran dan kebaikan inilah jalan yang telah ditunjukan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wassalam keseluruh penjuru dunia. Jalan Alloh. Islam.

Dalam langkah hidup ini, hanya ada dua jalan yang salah satunya perlu ditempuhi. Kita yang memilih jalan kita sendiri. Kalau kita tidak memilih jalan Alloh,Islam, pasti akan melangkah di jalan yang menuju kecelakaan diri sendiri; jalan syaiton, nafsu, syahwat dan duniawi.

Orang yang berjalan diatas jalan Ilahi senantiasa berusaha mensucikan Jiwa dan hati sementara orang yang berjalan di jalan lainnya, tiada kepekaan dalam mengotori dan menodai hati.

Masing-masing berusaha dan masing-masing bergerak, meniti waktu dan hari, mendekati mati. Tanyalah diri, maukah mencampakkan diri ke lembah kehinaan pada saat bertemu Rabbi? Atau meletakkan diri kederajat yang tinggi?

“Ingatlah bahwa Islam itu berputar,maka berputarlah kamu bersama Islam kemana saja ia berputar. Ketahuilah bahwasannya penguasa dan Al-Quran akan berpisah, maka janganlah kamu berpisah dari Al-quran.” Begitulah pesan dan wasiat Rasulullah kepada umatnya.


Ijinkan….

Ya Allah,
Ijinkan daku menjadi sekuntum bunga,
Yang dihiasi dengan kelopak akhlaq mulia,
Harum wanginya dengan ilmu agama,
Cantiknya karena iman dan taqwa,

Namun keindahan dzahirnya ku simpan rapi,
Biar menjadi rahasia yang kekal abadi,
Bukan perhatian mata ajnabi,
Yang menjadi puncak fitnah hati,

Ya Allah,
Timbulkanlah duri yang memagari diri,
Agar diriku terpelihara dari noda duniawi,
Yang akan menghilangkan keharuman sejati,
Yang akan memudarkan kecantikan diri,

Disebalik kekurangan yang tercipta,
Bukanlah alas an untuk bermuram durja,
Karena setiap yang tercipta ada hikmahnya,
Ijinkan ya Allah agarku menjadi permata,
Tetap menyinar walau dilumpur hina,
Tetap berharga walau dimana saja,
Buat ummah dan juga keluarga,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar